Pengertian Simbiosis Netralisme Beserta Contohnya

Hubungan Kumbang dan Lebah

Kumbang adalah makhluk kecil yang sering menempel di daun tanaman. Kumbang mencari makan dengan menunggangi daun tumbuhan, sedangkan lebah mencari nektar pada bunga tumbuhan yang sama.

Meskipun kumbang dan lebah hidup pada tumbuhan yang sama, mereka tidak saling mengganggu. Kedua binatang itu sibuk memenuhi kebutuhannya.

Dengan demikian, hubungan antara lebah dan kumbang lebah termasuk dalam contoh simbiosis netralisme, karena tidak saling menguntungkan maupun merugikan.

Contoh Simbiosis Netralisme

Contoh Hewan yang Mengalami Simbiosis Netralisme:

Simbiosis netralisme pada makhluk hidup di atas dijelaskan sebagai berikut:

Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua makhluk hidup yang menguntungkan salah satu pihak saja, sedangkan pihak satunya dirugikan. Simbiosis ini bersifat negatif dan keterbalikan dari simbiosis mutualisme. Pihak yang merugikan biasanya disebut sebagai parasit Berikut ini contohnya.

Nyamuk adalah parasit yang menghisap darah manusia untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Sementara itu, gigitan nyamuk dapat menyebabkan gatal, iritasi kulit, dan bahkan menyebarkan penyakit seperti demam berdarah.

Cacing hati yang hidup di hati sapi akan memperoleh keuntungan tempat hidup dan makanan. Sedangkan sapi memperoleh kerugian berupa kerusakan jaringan hari yang mengakibatkan terganggunya kesehatan dan membuat terserang penyakit.

Tali putri adalah jenis parasit tumbuhan yang tumbuh di pohon atau tanaman inangnya. Mereka menyerap nutrisi dari inangnya, yang dapat merugikan tanaman tersebut dengan mengurangi kemampuannya untuk tumbuh dan berkembang.

Beberapa spesies lalat bertindak sebagai parasit pada buah-buahan. Mereka meletakkan telur di dalam buah, dan larva lalat kemudian memakan daging buah tersebut, merusaknya. Hal ini merugikan bagi buah karena dapat menyebabkan kerusakan dan pembusukan, sementara larva lalat mendapat sumber makanan dari buah tersebut.

Pengertian Hewan Melata

Reptil atau binatang melata (dalam bahasa Latin “reptans” artinya “melata” atau “merayap”) adalah kelompok hewan vertebrata berdarah dingin dan memiliki sisik yang menutupi tubuhnya. Reptilia adalah tetrapoda (hewan dengan empat tungkai) dan menelurkan telur yang embrionya diselubungi oleh membran amniotik. Saat ini, mereka hidup di setiap benua, kecuali Antarktika.

Beberapa ahli telah mengatakan bahwa hewan melata adalah organisme pertama yang menyebar ke seluruh rumah, dari habitat kering hingga air kecil. Contoh hewan melata yang hidup di habitat seperti itu adalah komodo dan kadal. Reptil tidak hanya hidup di lingkungan yang kering dan kering, tetapi juga dikenal sebagai hewan yang hidup dalam dua bahasa alami atau ilmiah yang disebut dengan amfibi (air dan darat). Namun, hanya beberapa spesies yang hidup di daerah tersebut. Contohnya adalah kura-kura, ular, dan buaya.

Reptil memiliki habitat penting di daratan. Ketika berada di dalam air, mereka hanya bisa memberi makan atau menurunkan suhu tubuh mereka. Selain itu, reptil memiliki tinggi tubuh yang berbeda-beda, dari yang terkecil hingga yang terbesar.

Hubungan Antara Kupu-kupu dan kerbau

Kupu-kupu dan kerbau merupakan hewan yang sama-sama hidup di alam. Namun, hubungan antara keduanya tidak saling mempengaruhi. Mereka tidak menawarkan keuntungan atau kerugian sama sekali.

Dengan asumsi kerbau tinggal di wilayah kupu-kupu bersama kerbau lainnya. Jadi keberadaan kupu-kupu tidak mengganggu kerbau.

Hal itu dikarenakan kerbau yang merumput di kawasan tersebut tidak mengganggu kupu-kupu sedangkan kupu-kupu mencari nektar yang biasanya tersedia pada siang hari.

Namun, jika Anda melihat dua hewan di area yang sama, terlihat lebih serasi dan tanpa masalah.

Contoh Interaksi antar Makhluk Hidup berupa Simbiosis Komensalisme Yaitu?

Hubungan Semut dengan Rayap

Semut dan rayap adalah dua serangga kecil yang sering bekerja berkelompok untuk mendapatkan makanan atau tempat tinggal.

Jika kedua serangga ini digabungkan dalam satu area, tidak ada yang mempengaruhi yang lain, tidak ada yang dirugikan atau diuntungkan.

Hal ini karena semut menciptakan atau menemukan habitatnya dan mencari makanannya secara gotong royong.

Rayap akan melakukan hal yang sama seperti semut, tetapi ketika musim dingin tiba, mereka  mencari tempat tinggal dan menimbun makanan.

Hubungan antara semut dan rayap sangat netral dan damai, sehingga termasuk dalam contoh simbiosis netralisme.

Hubungan Antara Lebah dan Capung

Lebah dan capung sama-sama makhluk hidup kecil yang sering terbang bebas di satu wilayah atau di wilayah yang lebih luas.

Tetapi ketika kedua makhluk ini bertemu, mereka tidak akan saling mengganggu. Ini karena cara mereka yang sangat kontras atau bertolak belakang.

Lebah akan mencari makanan dan akan memakan nektar tanpa bersaing dengan capung, dan jika seekor lebah tinggal di satu tempat, itu tidak  mengganggu capung.

Meskipun capung tidak akan mengganggu atau menghalangi lebah.

Interaksi biologis yang terjadi antara kedua organisme ini bersifat damai dan netral, sehingga tidak mengherankan jika keduanya dimasukkan sebagai contoh simbiosis netralisme.

Hubungan Antara Gajah dan Jerapah

Gajah akan hidup berkelompok dan bersatu dengan hewan lain di sabana yang luas atau kawasan lindung.

Misalnya gajah dan jerapah berinteraksi secara netral dan tanpa adanya masalah, jadi tidak ada yang berguna atau merugikan.

Meskipun sama-sama hewan herbivora (pemakan rumput), mereka tetap bersahabat jika berkumpul di area yang sama.

Ini karena mereka tidak bersaing memperebutkan wilayah dan makanan karena makanan mereka berbeda.

Jadi hubungan antara gajah dan jerapah juga merupakan simbiosis netralisme, keduanya sangat damai dan mereka saling berbaur tanpa persaingan atau kompetisi.

Hubungan Ikan Lele dan Ikan Sapu

Beberapa ikan dengan pola makan yang sama hidup di daerah yang sama dan kejadian tersebut menimbulkan persaingan di antara mereka.

Namun, hal ini tidak akan berlaku untuk ikan lele yang dilengkapi dengan sapu. Ketika dua ikan  berada di area yang sama, mereka tidak  bersaing untuk mendapatkan makanan atau tempat tinggal.

Ini karena makanan mereka berbeda. Lele memakan makanan berupa pelet, sedangkan ikan bertulang memakan lumut.

Sehingga hubungan antara ikan lele dengan ikan sapu termasuk ke dalam contoh simbiosis netralisme, karena tidak ada pihak yang diuntungkan maupun dirugikan.

Hubungan Antara Bakteri Ecoli dengan Usus Manusia Termasuk Contoh Simbiosis?

Klik dan dapatkan info kost di dekat kampus idamanmu:

Kost Dekat UNPAD Jatinangor

Kost Dekat UNDIP Semarang

Kost Dekat Unnes Semarang

Kost Dekat ITB Bandung

Kost Dekat ITS Surabaya

Kost Dekat Unesa Surabaya

Kost Dekat UNAIR Surabaya

Kost Dekat UIN Jakarta

Bola.com, Jakarta - Simbiosis ialah sebuah hubungan timbal balik di antara dua makhluk hidup yang berbeda. Istilah tersebut dipakai untuk menjelaskan suatu interaksi antarorganisme yang hidup berdampingan.

Tak bisa dimungkiri, makhluk hidup yang ada di bumi semuanya saling bergantung dan berhubungan satu sama lain.

Jadi, simbiosis merupakan sebuah pola interaksi yang sangat erat di antara dua organisme yang mempunyai jenis berbeda. Simbiosis terjadi karena suatu organisme tidak dapat hidup sendiri dan saling membutuhkan satu sama lain.

Interaksi yang dilakukan tersebut dapat bersifat merugikan, menguntungkan atau netral. Adapun makhluk hidup yang melakukan simbiosis sering disebut dengan simbion.

Mungkin itu sedikit penjelasan mengenai simbiosis. Untuk memahami lebih dalam tentang simbiosis, perlu diketahui juga macam-macamnya. Apa saja macam-macam simbiosis yang ada?

Berikut ini rangkuman tentang macam-macam simbiosis beserta contohnya, seperti dilansir dari laman Seluncur.id, Jumat (19/2/2021).

Pengertian Hewan Melata – Hewan melata paling mematikan tersebar hampir di seluruh negara. Mereka kebanyakan hidup di hutan alami dan memiliki racun mematikan untuk bertahan hidup di habitat mereka. Hewan melata adalah salah satu yang paling ditakuti karena beberapa dari jenis ini termasuk binatang paling mematikan di bumi.

Namun, perlu dipahami juga bahwa tidak ada hewan yang secara alami kejam atau jahat. Mereka hanya mencoba untuk bertahan hidup dengan berburu makanan atau bertahan melawan pemangsa yang mendekatinya. Jika manusia bertemu hewan-hewan ini, lebih baik menghindar agar mereka tidak merasa terancam dan balik menyerang kalian.

Ciri-Ciri dan Pengelompokan Hewan Melata

Terdapat berbagai ciri-ciri dalam hewan melata ini, berikut ialah penjelasannya:

Saat ini, hewan melata dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu:

Dikarebakan beberapa reptil lebih erat terkait dengan burung daripada dengan reptil lain (buaya lebih erat terkait dengan burung daripada dengan kadal), banyak ilmuwan modern lebih memilih untuk membuat Reptilia menjadi pengelompokan monofiletik dan juga termasuk burung, yang saat ini mengandung lebih dari 10.000 spesies.

Mayoritas reptil adalah ovipar (bertelur), meski beberapa spesies Squamata bersifat vivipar (melahirkan). Reptil vivipar memberi makan janin mereka menggunakan sejenis plasenta yang mirip dengan mamalia. Ukuran reptil bervariasi, dari yang berukuran hingga 1,6 sentimeter (tokek kecil, Sphaerodactylus ariasae) hingga berukuran 6 meter dan mencapai berat 1 ton (buaya air asin, Crocodylus porosus). Adapun cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang reptil adalah herpetologi.

Berikut ini adalah contoh hewan melata di antaranya yaitu:

Ular Lanang atau raja kobra (Ophiophagus hannah) adalah spesies ular berbisa terpanjang di dunia. Ular ini endemik di sebagian India hingga Asia Tenggara. Ular ini juga merupakan salah satu reptil nasional India. Sebutan-sebutan lokal untuk ular ini di antaranya “oray totog” (Sunda), “tedung selor” atau “tedung selar” (Melayu), dan “ula anang” (Jawa).

Hamadryas hannah adalah nama ilmiah yang digunakan pertama kali oleh naturalis Theodore Edward Cantor pada 1836 yang mendeskripsikan empat spesimen ular lanang, tiga spesimen diperoleh dari Sundarban, India, dan satu spesimen diperoleh dari Kolkata. Takson Naja bungarus diusulkan oleh Hermann Schlegel pada 1837 yang mendeskripsikan spesimen ular lanang dari Jawa. Takson genus Ophiophagus diusulkan oleh Albert Günther pada 1864. Takson ini diperoleh dari kecenderungan ular ini untuk memangsa ular lain.

Panjang tubuh ular lanang umumnya berkisar antara 3.18 sampai 4 meter. Spesimen terpanjang yang pernah ditemukan panjangnya mencapai 5.85 meter. Ular jantan berukuran lebih besar daripada ular betina. Tubuh bagian atas (dorsal) berwarna zaitun, cokelat kekuningan, atau keabu-abuan, dengan bagian kepala yang berwarna cenderung lebih terang. Bagian bawah tubuhnya (ventral) berwarna kelabu atau kecokelatan, dengan daerah leher berwarna kekuningan yang dihiasi bercak kehitaman.

Pada ular muda, tubuhnya berwarna lebih gelap atau kehitaman, dan dihiasi dengan belang-belang kecil berwarna putih atau kekuningan. Walau begitu, belang-belang tersebut terkadang masih terlihat ketika dewasa, walaupun lebih samar.

Kepala ular lanang berukuran besar dengan moncong yang cenderung pendek dan tumpul. Tidak seperti ular lain pada umumnya, di belakang perisai (sisik) pariental (ubun-ubun) terdapat sepasang perisai oksipital berukuran besar. Perisai labial (bibir) berjumlah 7 buah, beberapa di antaranya bersentuhan dengan mata. Pupil mata besar dan bundar.

Sisik-sisik dorsal terdiri atas sebanyak 15 deret di bagian tengah badan. Sisik ventral sebanyak 215 hingga 262 buah. Sisik anal tunggal, sisik-sisik subkaudal sebanyak 80 sampai 120 buah, sebagian berupa sisik tunggal dan sebagiannya lagi berupa sisik berpasangan.

Ular lanang tersebar luas mulai dari sebagian India (Maharashtra, Karnataka (Dandeli), Arunachal Pradesh, Sikkim, West Bengal, Bihar, Orissa, Andhra Pradesh, Kerala, Tamil Nadu, Madhya Pradesh, dan Kepulauan Andaman), Nepal, Bhutan, Bangladesh, Myanmar, Tiongkok (Fukien, Kwangtung, Hong Kong, Kwangsi, Hainan, Yunnan, SW Sichuan, Tibet), Laos, Vietnam, Kamboja, Thailand, Malaysia, Singapura, Indonesia (Sumatra, Kep. Mentawai, Kep. Riau, Bangka-Belitung, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi), dan Filipina (Balabac, Jolo, Luzon, Mindanao, Mindoro, Negros, Palawan, Panay, Cebu, Bohol, Samar).

Ular lanang hidup di daerah dataran rendah hingga ketinggian 1800 meter di atas permukaan laut. Habitat utamanya meliputi hutan, rawa-rawa, daerah bersemak, lahan pertanian, dan bahkan di sekitar pemukiman. Ular ini biasanya bersarang di lubang tanah, tumpukan bebatuan, semak-semak rimbun, atau sela-sela akar pohon. Ular ini terutama menyukai lokasi yang ditumbuhi bambu dan juga kawasan hutan mangrove.

Buaya adalah reptil bertubuh besar yang hidup di air. Secara ilmiah, buaya meliputi seluruh spesies anggota suku Crocodylidae, termasuk pula buaya sepit (Tomistoma schlegelii). Meski demikian nama ini dapat pula dikenakan secara longgar untuk menyebut buaya aligator, kaiman dan gavial; yakni kerabat-kerabat buaya yang berlainan suku.

Buaya umumnya menghuni habitat perairan tawar seperti sungai, danau, rawa dan lahan basah lainnya. Namun, ada pula yang hidup di air payau seperti buaya muara. Makanan utama buaya adalah hewan-hewan bertulang belakang seperti bangsa ikan, reptil dan mamalia, kadang-kadang juga memangsa moluska dan krustasea bergantung pada spesiesnya. Buaya merupakan hewan purba, yang hanya sedikit berubah karena evolusi semenjak zaman dinosaurus.

Kadal atau bengkarung adalah kelompok reptilia bersisik berkaki empat (beberapa spesies tidak berkaki dan mirip ular, tetapi bukan ular) yang tersebar sangat luas di dunia. Secara ilmiah, kelompok besar ini dikenal sebagai subordo atau anak bangsa Lacertilia (beberapa literatur menyebut Sauria) yang merupakan anggota dari bangsa reptilia bersisik (Squamata) bersama dengan ular.

Secara umum, istilah “kadal” atau “bengkarung” (bahasa Inggris: lizards) juga mencakup kelompok cecak, tokek, bunglon, cecak terbang, biawak, iguana, dan lain-lain. Sedangkan secara sempit, istilah kadal (dan bengkarung) dalam bahasa Indonesia hanya merujuk kepada kelompok kadal yang umumnya bertubuh kecil, padat, bersisik licin dan berkilau, serta hidup di tanah (Inggris: skink, yaitu semua jenis dari famili Scincidae, atau jenis-jenis dari infraordo Scincomorpha).

Kadal pada umumnya memiliki empat kaki, lubang telinga luar, dan kelopak mata yang dapat dibuka-ditutup. Walau begitu, ada pula jenis-jenis yang tidak memiliki sebagian ciri itu. Contohnya adalah ular kaca (glass snake atau glass lizard, suku Anguidae) yang tidak enam kaki fisik sehingga menyerupai ular, tetapi masih bisa dibedakan dengan ular berdasarkan ciri-ciri yang lain.

Ular adalah kelompok reptilia tidak berkaki dan bertubuh panjang yang tersebar luas di dunia. Secara ilmiah, semua jenis ular dikelompokkan dalam satu sub-ordo, yaitu Serpentes dan juga merupakan anggota dari ordo Squamata (reptilia bersisik) bersama dengan kadal. Namun, ular (Serpentes) sendiri diklasifikasikan pada cabang klade (Ophidia), yaitu segolongan reptilia-reptilia dengan atau tanpa kaki, bertubuh panjang, dan memiliki fisiologis yang sangat berbeda dengan kadal.

Ular diperkirakan telah berevolusi dari kadal tanah sejak pertengahan zaman Jurassic (174,1-163,5 juta tahun yang lalu). Fosil ular tertua yang diketahui, Eophis underwoodi, adalah ular kecil yang hidup di daratan Inggris selatan sekitar 167 juta tahun yang lalu.

Ciri-ciri utama ular adalah bertubuh panjang dan tidak memiliki kaki. Namun, ciri-ciri tersebut juga dimiliki oleh beberapa jenis kadal, misalnya (kadal-pensil Burton). Ciri-ciri selanjutnya adalah ular tidak memiliki indera pendengaran sama sekali. Namun, ular bisa merasakan getaran melalui rahang bawahnya saat menempel di tanah atau di permukaan.

Ular tidak memiliki kelopak mata yang dapat dibuka-tutup, dan matanya selalu terbuka selama hidupnya. Walaupun begitu, mata ular dilapisi oleh sisik bening yang melindunginya dari kotoran. Ciri utama lainnya adalah, lidah ular bercabang dua dengan masing-masing cabangnya berukuran panjang dan runcing, dan dapat dijulurkan keluar melalui rongga di tengah bibirnya.

Iguana adalah marga kadal yang hidup di daerah tropis Amerika Tengah, Amerika Selatan, dan kepulauan Karibia. Kadal-kadal ini dideskripsikan pertama kali oleh seorang ahli hewan berkebangsaan Austria, Josephus Nicolaus Laurenti pada tahun 1768. Sejauh ini, genus Iguana hanya terdiri dari dua spesies, yaitu iguana hijau (Iguana iguana) dan iguana Antilles Kecil (Iguana delicatissima).

Istilah “iguana” diketahui kemungkinan berasal dari bahasa Taino (salah satu suku asli Amerika) yaitu “iwana” yang juga merujuk pada kadal-kadal ini. Panjang tubuh iguana antara 1.5 meter hingga 1.8 meter, termasuk panjang ekor. Ciri khas dari iguana adalah memiliki jambul (seperti pada ayam jantan) di bawah rahang mereka, serta deretan sisik membentuk duri besar di tubuh bagian atasnya, yang berjejer dari leher hingga pangkal ekor.

Selain itu, iguana juga memiliki organ tubuh mirip mata pada bagian atas kepalanya. Organ tersebut berfungsi untuk menganalisis cahaya di sekitarnya. Warna tubuh iguana bervariasi, mulai dari hijau terang, hijau kecokelatan, hijau lumut, hijau kekuningan atau keabu-abuan, atau cokelat karamel. Ekor iguana berwarna sama dengan tubuh dan dihiasi dengan belang belang hitam atau gelap dari pangkal hingga ujung.

Iguana telah beradaptasi dengan baik sebagai kadal pohon dan kadal pemakan tumbuhan (herbivora). Namun, mereka tetap memerlukan nutrisi hewani, biasanya dengan memakan serangga kecil yang ada di tumbuhan yang mereka makan.

Kura-kura adalah hewan bersisik berkaki empat yang termasuk golongan reptil. Bangsa hewan yang disebut (ordo) Testudines (atau Chelonians) ini khas dan mudah dikenali dengan adanya “rumah” atau batok (bony shell) yang keras dan kaku.

Batok kura-kura ini terdiri atas dua bagian. Bagian atas yang menutupi punggung disebut karapas (carapace) dan bagian bawah (ventral, perut) disebut plastron. Kemudian setiap bagiannya ini terdiri dari dua lapis. Lapis luar umumnya berupa sisik-sisik besar dan keras, dan tersusun seperti genting; sementara lapis bagian dalam berupa lempeng-lempeng tulang yang tersusun rapat seperti tempurung. Perkecualian terdapat pada kelompok labi-labi (Trionychoidea) dan jenis penyu belimbing, yang lapis luarnya tiada bersisik dan digantikan lapisan kulit di bagian luar tempurung tulangnya.

Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal tiga kelompok hewan yang termasuk bangsa ini, ialah penyu (bahasa Inggris: sea turtles), labi-labi atau bulus (freshwater turtles), dan kura-kura (tortoises). Dalam bahasa Inggris, dibedakan lagi antara kura-kura darat (land tortoises) dan kura-kura air tawar (freshwater tortoises atau terrapins).

Penyu adalah kura-kura laut yang ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan, penyu sudah ada sejak akhir zaman Jura (145-208 juta tahun yang lalu) atau seusia dengan dhinosaurus. Pada masa itu, Archelon yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti penyu masa kini.

Penyu memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58-73 hari.

Komodo atau lengkapnya biawak komodo (Varanus komodoensis) adalah spesies biawak besar yang terdapat di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Motang, dan Gili Dasami di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Biawak ini oleh penduduk asli pulau Komodo juga disebut dengan nama setempat “ora”. Nama lain dari komodo adalah buaya darat, walaupun komodo bukanlah spesies buaya.

Komodo merupakan spesies terbesar dari familia Varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2–3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kilogram. Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivor besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.

Nah, Grameds. Demikian sekelumit cerita tentang hewan melata. Ternyata cara hewan-hewan ini mempertahankan hidup sangat unik. Namun, meski hewan melata ini sebagian besar adalah hewan buas, kita tidak boleh memburu hewan-hewan ini agar ekosistem alam tetap terjaga kelestariannya.

Untuk kalian yang ingin selalu mengikuti perkembangan informasi dari Gramedia, jangan lupa unduh aplikasi Gramedia Digital di gawai kalian. Banyak informasi seru yang akan dibagikan setiap harinya. Selain itu, promo-promo menarik seputar produk Gramedia yang keren akan selalu hadir melalui ruang digital kalian. Dapatkan juga potongan harga menarik untuk setiap promonya. Gramedia Digital hadir untuk kalian, karena Gramedia Digital adalah #SahabatTanpaBatas.