Piala Asia 2007 Indonesia

Perjuangan Masuk Piala Asia 2023

Timnas Indonesia berhasil menembus tiket menuju piala dunia bukanlah usaha yang instan. Atlet hebat Indonesia ini memulainya dari tempat terendah yaitu babak playoff bersama Taiwan, Kamboja dan Guam.

Indonesia sukses lolos ke Piala Asia 2023 setelah mengalahkan Nepal dengan skor 7-0. Kemenangan itu membuat Indonesia melaju ke putaran final Piala Asia dengan status sebagai salah satu runner up terbaik.

Peserta Baru di Putaran Final

indonesiabaik.id — Usai 16 tahun absen di Piala Asia, Tim Nasional Indonesia (Timnas Indonesia) akhirnya lolos dalam daftar 24 tim yang akan berlaga di Piala Asia 2023.

Sejarah Keikutsertaan Indonesia di Piala Asia 2023

Sebelum berhasil lolos ke Piala Asia 2023, timnas Indonesia pernah empat kali atau 16 tahun yang lalu, berhasil mencatatkan keikutsertaannya di ajang ini.

Catatan partisipasi itu terjadi pada edisi Piala Asia 1996 (Uni Emirat Arab), 2000 (Lebanon), 2004 (China), dan terakhir 2007 (Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam).

Artinya, berhasil tiga kali lolos ke Piala Asia via jalur kualifikasi. Adapun satu lainnya lolos karena berstatus sebagai tuan rumah bersama Malaysia, Thailand, dan Vietnam pada 2007 lalu.

Indonesiabaik.id - Sebanyak 24 negara akan berebut enam tiket tersisa untuk berlaga di Piala Asia 2027. Sebelumnya, 18 negara memastikan diri bakal tampil di Piala Asia 2027, termasuk Indonesia.

Sebagai informasi, tiap negara yang berstatus juara dan runner up grup dari putaran kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, secara otomatis mengunci tempat ke Piala Asia 2027.

Pencetak Gol Terbanyak Sepanjang Masa

Pemain yang ditandai dengan Tanda Tebal menunjukkan bahwa pemain tersebut masih aktif membela Tim Nasional.

Berikut ini daftar pemain yang telah tampil di lebih dari 4 kali edisi Piala Asia AFC.

Negara peserta, disusun berdasarkan jumlah penampilan di putaran final:

Peserta Baru di Babak Kualifikasi

^ Sebagai Vietnam Selatan pada 1956 dan 1960

Ringkasan Kualifikasi (1956-2023)

Kualifikasi Piala Asia AFC 2027 adalah kompetisi sepak bola internasional yang diselenggarakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) mulai 12 Oktober 2023 hingga 31 Maret 2026, untuk menentukan 23 tim nasional sepak bola pria yang akan tampil bersama tuan rumah Arab Saudi,[1] yang lolos langsung, pada putaran final Piala Asia AFC 2027, edisi ke-19 Piala Asia AFC.

Kualifikasi mencakup empat babak, dengan dua babak pertama juga merangkap sebagai kualifikasi zona Asia untuk Piala Dunia FIFA 2026.

Struktur kualifikasi adalah sebagai berikut:[2]

Sebanyak 46 negara yang berafiliasi dengan FIFA memenuhi syarat untuk mengikuti proses kualifikasi bersama untuk Piala Dunia FIFA 2026 dan Piala Asia AFC 2027. Kepulauan Mariana Utara , yang bukan anggota FIFA, akan masuk melalui babak play off kualifikasi Piala Asia AFC 2027 .

Pengundian babak pertama dan kedua kualifikasi bersama akan dilakukan pada 27 Juli 2023.[3] Tim akan diunggulkan ke dalam empat pot. Pot 1, 2 dan 3 masing-masing berisi tim peringkat 1–9, 10-18 dan 19-26, sedangkan Pot 4 berisi 20 tim tersisa (peringkat 27–46). Semua tim dari Pot 4 akan ditarik ke babak pertama tanpa penyemaian lebih lanjut. Tim dari Pot 1, 2 dan 3 akan diundi langsung ke putaran kedua, bersama dengan pemenang seri putaran pertama yang dialokasikan.[4] .[5][6]

Jadwal kompetisi diharapkan sebagai berikut, menurut Kalender Pertandingan Internasional FIFA.[8][9]

Pertandingan pertama dimainkan pada 12 Oktober, sementara pertandingan kedua dimainkan pada 17 Oktober 2023. Sepuluh pemenang lolos ke babak Kedua.

Pengundian untuk babak kedua dilaksanakan pada 27 Juli 2023 di markas AFC di Kuala Lumpur, Malaysia.[10]

Pengundian perebutan tempat babak ketiga dilakukan pada 9 Mei 2024 di Kuala Lumpur, Malaysia.[16]

Pertandingan pertama dimainkan pada 5 dan 6 September, sementara pertandingan kedua dimainkan pada 10 September 2024. Setiap pemenang maju ke babak ketiga.

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Pertandingan pertama akan dimainkan pada Maret 2025. Sumber: AFC

Kriteria penentuan peringkat:

Terdapat 24 tim yang akan lolos ke putaran final termasuk tuan rumah Arab Saudi.

Sebanyak 397 gol telah dicetak pada 133 pertandingan, dengan rata-rata 2,98 gol per pertandingan. Pemain dengan cetak tebal masih bermain pada turnamen ini.

Di bawah ini adalah daftar lengkap pencetak gol untuk setiap babak:

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kejuaraan U-23 AFC adalah turnamen sepak bola yang akan diselenggarakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) dengan Usia 23 tahun ke bawah. Turnamen pertama diselenggarakan pada tahun 2013 dan pertandingan kualifikasi diselenggarakan pada tahun 2012. Turnamen ini direncanakan digelar setiap dua tahun sekali. Turnamen pada tahun 2016 juga akan menjadi kualifikasi Asia untuk turnamen sepak bola di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.

Format turnamen yang akan digunakan:[1]

Negara tuan rumah akan dirotasi melalui daerah: daerah untuk turnamen pertama akan ditentukan melalui undian.[1]

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Piala Asia U-20 AFC, sebelumnya dikenal sebagai Kejuaraan Remaja AFC dan Kejuaraan U-19 AFC, adalah kompetisi sepak bola internasional dua tahunan yang diselenggarakan oleh badan pengatur olahraga , Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Kompetisi ini telah diadakan sejak 1959. Antara tahun 1959 hingga 1978, turnamen diadakan setiap tahun tanpa kualifikasi; sejak edisi 1980, diadakan setiap dua tahun sekali. Kejuaraan Remaja AFC 1980 menggunakan tahap kualifikasi untuk pertama kalinya.

Turnamen telah dimainkan dalam sejumlah format berbeda selama sejak berlangsungnya. Saat ini, turnamen terdiri dari dua tahap, mirip dengan kompetisi Kejuaraan AFC lainnya. Babak kualifikasi terbuka untuk semua anggota AFC dan babak final diperebutkan oleh 16 tim. Edisi yang paling terbaru, yang ke-40, diadakan di Indonesia. AFC telah mengusulkan untuk mengalihkan turnamen dari U-19 ke U-20 mulai edisi 2023.[1] Selain itu, turnamen tersebut juga akan berganti nama dari "Kejuaraan U-19 AFC" menjadi "Piala Asia U-20 AFC".[2]

* Negara tuan rumah per 2020 * Koordinat didasarkan pada ibu kota negara

2 Tempat ketiga bersama.

3 Turnamen final memakai format round-robin.

4 Sejak edisi 2008 pertandingan untuk perebutan tempat ketiga ditiadakan; semifinalis yang kalah terdaftar dalam urutan abjad.

Negara Berebut 6 Tiket Tersisa

Sebanyak 24 negara yang tidak lolos ke putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, akan memperebutkan tiket kualifikasi Piala Asia 2027. Negara ini termasuk India, Afganistan, Siria, Myanmar, Thailand, Singapura, Malaysia, Taiwan, Turkmenistan, Hongkong, Vietnam, Filipina, Tajikistan, Pakistan, Yaman, Nepal, Libanon, dan Bangladesh.

Selain itu, Bhutan, Maldives, dan Laos akan ikut serta berebut tiket Piala Asia 2027. Kemudian, tiga posisi lainnya akan diisi pemenang dari playoff antara Sri Lanka vs Kamboja, Timor Leste vs Mongolia, dan Brunei Darussalam vs Makau.

Prestasi Terbaik Berdasarkan Kawasan

Hasil drawing Kualifikasi Piala Asia 2027:

Grup ATajikistanFilipinaMaladewaTimor Leste

Grup BLebanonYamanBhutanBrunei Darussalam

Grup CIndiaHong KongSingapuraBangladesh

Grup DThailandTurkmenistanTaiwanSri Lanka

Grup ESuriahAfghanistanMyanmarPakistan

Grup FVietnamMalaysiaNepalLaos

Ketua Umum PSSI Erick Thohir mengonfirmasi Indonesia mengajukan diri sebagai calon tuan rumah tunggal pagelaran Piala Asia 2031 mendatang.

Dalam keterangan yang diterima CNNIndonesia.com pada Selasa (10/12), surat pengajuan individual bidding itu sudah ditandatangani Erick Thoir dan Sekjen PSSI.

Surat bidding tersebut juga langsung dikirim ke markas Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) di Kuala Lumpur, Malaysia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Indonesia memasukkan bidding untuk menjadi tuan rumah tunggal Piala Asia 2031. Kita terakhir menjadi tuan rumah ajang itu tahun 2007, itupun bersama tiga negara Asia Tenggara lain," ujar Erick Thohir.

"Artinya, kami ingin menjadi single host di ajang bergengsi itu," ucap Erick menambahkan.

Dalam kesempatan itu Erick Thohir juga mengungkapkan alasan Indonesia percaya diri menjadi tuan rumah tunggal untuk Piala Asia edisi ke-20 tersebut.

"Terlebih kita pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia U-17 tahun lalu, sehingga dari segi kesiapan panpel dan fasilitas stadion berstandar FIFA sudah terpenuhi," tutur Erick.

Indonesia tercatat satu kali menjadi tuan rumah Piala Asia pada 2007 silam. Pada pesta sepak bola Asia edisi ke-14 itu, Indonesia menjadi tuan rumah bersama dengan Malaysia, Thailand, dan Vietnam.

Pada Piala Asia 2007 tersebut Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) menjadi venue final untuk laga Irak vs Arab Saudi.

AFC sendiri memulai proses bidding tuan rumah Piala Asia 2031 sejak beberapa pekan lalu. Peluang Indonesia jadi tuan rumah terbuka, mengingat dalam tiga edisi terakhir, Piala Asia selalu digelar di kawasan Timur Tengah: 2019 di Uni Emirat Arab, 2023 di Qatar dan 2027 mendatang di Arab Saudi.

Piala Asia AFC (bahasa Inggris: AFC Asian Cup atau sering disebut Piala Asia adalah turnamen sepak bola yang diselenggarakan oleh Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC). Tim nasional pemenang akan dinobatkan sebagai juara Asia dan langsung lolos untuk mengikuti Piala Konfederasi FIFA hingga tahun 2015.

Piala Asia diadakan 4 tahun sekali sejak edisi 1956 hingga 2004. Karena Olimpiade Musim Panas dan Kejuaraan Sepak Bola Eropa juga diselenggarakan pada tahun yang sama dengan Piala Asia (2004, 2008, 2012, dst.), AFC akhirnya memutuskan untuk memindahkan siklus penyelenggaraan turnamen ini ke tahun yang lebih sepi. Setelah 2004, Piala Asia berikutnya diselenggarakan pada 2007 atau tiga tahun kemudian, dan setelah itu kembali diadakan setiap 4 tahun sekali (2011, 2015, 2019, dst.).

Piala Asia umumnya didominasi oleh sejumlah kecil tim papan atas. Awalnya tim yang sukses termasuk Korea Selatan (dua kali) dan Iran (tiga kali). Sejak 1984, Jepang (empat kali) dan Arab Saudi (tiga kali) menjadi tim paling sukses, bersama-sama memenangkan tujuh dari sepuluh final terakhir. Tim lain yang pernah meraih gelar adalah Qatar (juara bertahan; 2019 dan 2023), Australia (2015), Irak (2007) dan Kuwait (1980). Israel memenangkan kompetisi pada tahun 1964 tetapi kemudian dikeluarkan dan kini bergabung dengan UEFA.

Australia bergabung dengan Konfederasi Asia pada tahun 2007 dan menjadi tuan rumah putaran final Piala Asia pada tahun 2015, dan berhasil mengunci gelar juara di final melawan Korea Selatan. Turnamen 2019 diperluas dari 16 tim menjadi 24 tim, dengan proses kualifikasi berlipat ganda sebagai bagian dari kualifikasi Piala Dunia FIFA 2018.[1][2]

Sejak 1972, Putaran final turnamen dimainkan 2 Babak: babak grup dan babak gugur. Sejak 2019, setiap tim bermain 3 kali dengan 4 tim setiap grup, dengan Juara grup dan Perangkat kedua grup serta 4 peringkat 3 terbaik grup langsung masuk babak gugur. Di babak sistem gugur enam belas tim bersaing dalam eliminasi tunggal, dimulai dengan babak 16 besar dan diakhiri dengan pertandingan final turnamen.

Trofi aslinya diluncurkan pada tahun 1956, digunakan hingga tahun 2015

Trofi yang digunakan sejak 2019

Ada dua trofi Piala Asia; yang pertama digunakan antara 1956 hingga 2015, dan yang kedua digunakan sejak 2019.

Trofi pertama berbentuk mangkuk dengan alas melingkar. Tingginya 42 sentimeter dan berat 15 kilogram.[3] Hingga 2000, dasar hitamnya berisi plakat yang diukir dengan nama setiap negara pemenang, serta edisi yang dimenangkan.[4][5] Trofi tersebut didesain ulang, menambahkan lebih banyak warna perak dan mengurangi dasar hitam menjadi lapisan tipis saja. Pangkalan ini bebas plakat dan nama negara pemenang terukir di sekelilingnya.[6]

Selama pengundian babak penyisihan grup 2019 pada tanggal 4 Mei 2018 di Burj Khalifa di Dubai, sebuah trofi baru yang dibuat oleh Thomas Lyte diumumkan. Tingginya 78 sentimeter, lebar 42 sentimeter, dan berat perak 15 kilogram.[7] Trofi ini meniru model bunga teratai, tanaman air Asia yang secara simbolis penting. Lima kelopak bunga teratai melambangkan lima sub-konfederasi di bawah AFC.[8] Nama negara pemenang diukir di sekeliling dasar piala, yang dapat dipisahkan dari badan utama piala. Trofi ini memiliki pegangan di setiap sisinya, tidak seperti pendahulunya.